Low vision adalah gangguan tajam penglihatan kurang dari 6/18 (0.3) sampai dengan persepsi cahaya atau lapang pandang kurang dari 10° dari titik fiksasi walaupun sudah dilakukan tindakan atau koreksi refraksi pada mata terbaik.
Klasifikasi low vision menurut World Health Organization (WHO) dibagi menjadi moderate visual impairment (6/18-6/60), severe visual impairment (6/60-3/60), blindness 3 (3/60-1/60), blindness 4 (1/60- light perception), Blindness 5 (no light perception). Tahun 2015 WHO memperkirakan 37 juta orang menderita kebutaan (visus lebih buruk dari 3/60), 217 juta orang merupakan moderate atau severe vision impairment di Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Timur. Penyebab low vision terbanyak adalah kelainan refraksi, katarak, glaukoma, dan penyakit degenerasi.
Penyakit stargardt adalah penyakit turunan akibat kelainan genetik yang diturunkan melalui pola penurunan autosomal resesif. Prevalensi penyakit stargardt 1:8.000 hingga 10.000. Penderita penyakit stargardt mengalami penurunan penglihatan sentral secara perlahan seiring berjalann
ya waktu hingga tajam penglihatan 20/200 (0.1) atau lebih buruk. Progresifitas dari penyakit stargardt memiliki perbedaan pada setiap orang. Orang yang mendapat onset lebih awal akan kehilangan penglihatan lebih cepat. Orang dengan penyakit stargardt kehilangan penglihatan perifer seiring dengan memberatnya manifestasi penyakit. Orang dengan visual impairment diberi tatalaksana sesuai dengan besar gangguan penglihatan dan kebutuhan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Koreksi maksimal diberikan dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Alat bantu low vision digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien. Rehabilitasi visual diberikan untuk membantu pemahaman yang realistik tentang penyakit yang diderita. Mobilisasi orientasi diberikan untuk membantu kemandirian pasien dalam menjalankan aktifitas. Rehabilitasi pekerjaan diberikan untuk membantu pasien mendapatkan pekerjaan yang bisa dilakukan dengan penglihatan yang dimiliki pasien.
Daftar Pustaka
1. World Health Organisation. Global Data on Visual Impairment. 2010.
2. Bourne RRA, Flaxman SR, Braithwaite T, Cicinelli MV, Das A, Jonas JB, et al. Magnitude, temporal trends, and projections of the global prevalence of blindness and distance and near vision impairment: a systematic review and meta-analysis. Lancet Global Health. 2017;5(9):e888–97.
3. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. American Academy of Ophthalmology. Basic and clinical science course. Retina and vitreous, Section 6; 2016. Hlm. 187-188.
4. Tanna P, Strauss RW, Fujinami K, Michaelides M. Stargardt disease: Clinical features, molecular genetics, animal models and therapeutic options. Br J Ophthalmol. 2017; 101(1): 25–30.
5. Dorian J, Pritchard, Bruce RK. Medical genetics at a glance. Edisi ke-1. London: Blackwell; 2006. Hlm. 42-43.
6. Chaudhry M. Low Vision Aids. New Delhi; Jaypee Brothers Medical Publisher; 2006. Hlm. 1-56.
7. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA, American Academy of Ophthalmology Basic and clinical science course. Clinical Optics; 2016. Hlm. 76-79.
8. Teussink MM, Lee MD, Smith RT, Van Huet RAC, Klaver CC, Klevering BJ. The effect of light deprivation in patients with Stargardt disease. Am J Ophthalmol. 2015; 159(5): 964–72.
9. Murro V, Sodi A, Giacomelli G, Mucciolo DP, Pennino M, Virgili G, et al. Reading ability and quality of life in stargardt disease. Eur J Ophthalmol. 2017; 27(6): 740–5.
10. Humar BA. Low Vision Aids Practice. New Delhi; Jaypee Brothers Medical Publisher; 2005. Hlm 10-19.
11. Brown B, Ledford JK, Daniels K, Campbell R. The Low Vision Handbook for Eye care Professionals. Edisi ke-2. Danvers; Slack; 2007; Hlm 34-39.

